Mediasuarapublik.com

Mengedepankan Profesional Dalam Berita Yang Seimbang Secara Aktual Dan Faktual

Home » Situs KPU Diduga Diretas Jimbo, KPU: Dicek dulu, Seperti Apa Datanya

Situs KPU Diduga Diretas Jimbo, KPU: Dicek dulu, Seperti Apa Datanya

3 min read

JAKARTA, Mediasuarapublik – Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber Cissrec, Pratama Persadha, mengungkapkan, jika seorang peretas dengan nama anonim “Jimbo” mengklaim telah meretas situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.

“Akun anonim “Jimbo” tersebut juga membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil dia dapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa beberapa tangkapan layar dari website cekdptonline.kpu untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut,” ungkap Pratama Persadha dalam siaran persnya, Selasa (28/11/2023).  

Dalam postingan di forum tersebut, Jimbo juga menyampaikan data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi. Setelah Jimbo melakukan penyaringan terdapat 204.807.203 data unik dan jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan.

Data yang didapatkan Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting, seperti nomor induk kependudukan (NIK), nomor kartu keluarga (KK), nomor KTP (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri), nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.

Pratama mengungkapkan, tim Cissrec juga sudah mencoba melakukan verifikasi data sample yang diberikan secara random melalui website cekdpt, dan data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS dimana pemilih terdaftar. “Jimbo menawarkan data yang berhasil dia dapatkan seharga US$ 74000 atau hampir setara Rp 1,2 miliar,” ujarnya.

Pada tangkapan layar lainnya yang dibagikan oleh Jimbo, nampak sebuah halaman website KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna.

Menurut Pratama, dengan adanya tangkapan layar tersebut maka kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phising, social engineering atau melalui malware.

“Dengan memiliki akses dari salah satu pengguna tersebut Jimbo mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya. Cissrec juga sebelumnya sudah memberikan alert kepada ketua KPU tentang vulnerability di sistem KPU pada 7 Juni 2023,” kata Pratama.

Pratama mengatakan, jika peretas Jimbo benar-benar berhasil mendapatkan kredensial dengan role admin, hal ini tentu saja bisa sangat berbahaya pada pesta demokrasi pemilu yang akan segera dilangsungkan, karena bisa saja akun dengan role admin tersebut dapat dipergunakan untuk merubah hasil rekapitulasi penghitungan suara.

“Tentunya akan mencederai pesta demokrasi bahkan bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional,” kata Pratama.

Untuk memastikan titik serangan yang dimanfaatkan oleh peretas untuk mendapatkan data pemilih yang diklaim berasal dari website KPU tersebut masih perlu dilakukan audit serta forensik dari sistem keamanan serta server KPU, dan sampai saat ini belum ada tanggapan resmi dari KPU terkait bocornya data pemilih di forum breachforums tersebut.

“Sambil melakukan investigasi, ada baiknya tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut sehingga bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali,” pungkasnya.

Sebelumnya, pada 2022 peretas Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website KPU.

KPU Angkat Bicara

Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos angkat bicara terkait dugaan diretasnya situs KPU.

Betty mengatakan sudah mendapat informasi terkait adanya peretas yang diduga menjual 252 juta data masyarakat dari KPU tersebut. Kini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan lembaga lain untuk melakukan pemeriksaan.

“Sekarang lagi kita minta bantuan dari satgas cyber, sekarang bekerja BSSN, BIN, dia menaungi Mabes (Polri)” ujar Betty kepada wartawan di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (28/11).

Betty tidak bisa memastikan data apa yang bocor tersebut. Pihaknya akan menelusuri lebih dulu.

Dicek dulu, seperti apa datanya, bagaimana bentuknya, lagi dicek. Lagi ditelusuri,” ungkapnya.

Dugaan kebocoran data tersebut diungkap akun media sosial X @p4c3n0g3. Ia menulis ada threat actor bernama Jimbo yang menjual data dari KPU.

Data tersebut dijual sebesar 2 Bitcoin dengan memuat 252 juta data orang, lengkap dengan NIK, nomor KK, nomor KTP, nama, TPS, e-KTP, jenis kelamin serta tanggal lahir.

Bahkan data yang bocor tersebut termasuk data dari Konsultan Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dan Konsulat Republik Indonesia (KRI). [AH/Red]