Mediasuarapublik.com

Mengedepankan Profesional Dalam Berita Yang Seimbang Secara Aktual Dan Faktual

Home » Pembangunan Fisik di Desa Yungyang Diduga Tidak Sesuai Pagu

Pembangunan Fisik di Desa Yungyang Diduga Tidak Sesuai Pagu

3 min read

LAMONGAN, Mediasuarapublik – Warga Desa Yungyang, Kecamatan Modo melaporkan sejumlah Pembangunan fisik yang dikerjakan pihak Pemerintah Desa setempat kepada LSM DPD KPK TPIKOR Kabupaten Lamongan. Laporan tersebut meliputi beberapa Pembangunan fisik yang sumber anggarannya berasal dari Dana Desa dan Pendapatan Asli Desa (PAD) yang diduga tidak sesuai dengan Pagu.

Ketua LSM DPD KPK TIPIKOR Kabupaten Lamongan, Suliono, S.H. mengatakan, pihaknya langsung melakukan investigasi lapangan untuk menindaklanjuti aduan tersebut.

Papan informasi Bangunan.
Ketua DPD KPK TIPIKOR Kabupaten Lamongan, Suliono saat melakukan pengukuran bangunan rabat beton.

”Sesuai yang diadukan warga kita mendatangi bangunan pertama yakni Pembangunan jalan rabat beton di Dusun Yungyang yang sumber anggarannya dari Dana Desa 2025 sebesar 90 juta. Berdasarkan keterangan dari papan proyek yang dipasang, bangunan ini memiliki panjang 117 meter, lebar 2,5 meter dan tebal 0,12 centi. Namun saat kita mencoba melakukan pengukuran tebal bangunan ini, kami menemukan tebal bangunan ada yang 10 dan ada 11 centi saja,” ungkap Suliono saat melakukan Investigasi kepada Surat Kabar Harian (SKH) Suara Publik, Senin (28/04).

Suliono menyebut, jika berdasarkan informasi dari narasumber, di tahun 2025 ini pembangunan menggunakan Jaya Mix semua.

”Jika melihat kondisi bangunan, kami menduga bangunan ini menggunakan jaya mix dengan kadar 2,5. Namun yang perlu disayangkan adalah fungsi dari pembanguna ini harusnya dengan metode swakelola yang harusnya menjadi penghasilan untuk masyarakat tapi dengan dikerjakan dengan jaya mix maka pembangunan ini tidak memenuhi hal tersebut,” katanya.

Papan Proyek

Pada lokasi kedua yakni pada pembangunan jalan rabat beton di Dusun Mejeruk dengan sumber anggaran berasal dari Dana Desa (DD) 2025 sebesar Rp. 140.000.000.

pengukuran rabat

”Pada papan proyeknya bangunan ini memiliki panjang 101 meter, lebar 4 meter dan tebal 15 centimeter. Tapi saat kita melakukan coba pengukuran bangunan, bangunan ini memiliki tebal tidak rata ada 12 centi ada yang 14 centi,” ujarnya.

Pada Lokasi ketiga yakni pembangunan rabat beton di Dusun Yungyang dari anggaran DD 2025 yang menghabiskan anggaran sebesar Rp. 150.000.000.

”Dari laporan warga kemaren warga ada yang mencoba melakukan pengukuran ketebalan bangunan dan menemukan tebal bangunan banyak yang memiliki tebal 10 centi saja, padahal pada papan proyek tertulis tebal 12 centi. Hal yang sama juga kita temukan dilapangan, jadi apa yang dilaporkan warga memang benar adanya,” jelasnya.  

Pada lokasi keempat yakni pada pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) dari anggaran pendapatan asli Desa sebesar Rp. 79.044.500.

”Pada bangunan ini volume bangunan berbeda-beda namun jadi satu pengerjaan, tapi dari keterangan dari narasumber kemaren saat melakukan penghitungan material bangunan ini diduga hanya menghabiskan anggaran tidak lebih dari 40 juta. Bangunan ini juga sudah ditemukan banyak patahan dimana-mana, menguatkan dugaan bahwa bangunan ini tidak sesuai dengan pagu anggarannya,” kata Suliono.

Pada lokasi kelima, pada pembangunan TPT yang berlokasi di Dusun Mejeruk dari anggaran DD 2024.

bangunan TPT yang sudah roboh

”Disini kita tidak tahu untuk anggaran dan volume bangunan karena tidak dipasang papan proyek maupun prasasti. Lokasi tepatnya bangunan ini dijalan arah menuju makam. Untuk kondisinya bangunan ini sudah roboh, dan hal tersebut menguatkan dugaan jika bangunan ini tidak sesuai dengan pagu,” ujarnya.

Pada lokasi keenam pada bangunan rabat beton yang berlokasi di Dusun Mejeruk dari anggaran DD 2024.

”Informasi dari masyarakat kemaren Dana Desa 2024 memang difokuskan untuk pembangunan rabat beton dari Dusun Yungyang sampai Dusun Mejeruk untuk panjangnya kurang lebih 300 meter, dari informasi juga tebal bangunan ini menggunakan RAB tebal 15 centi. Namun saat kita mencoba melakukan pengukuran, bangunan ini banyak sisinya yang hanya memiliki tebal 13 centi, dan kondisi bangunan juga sudah banyak terjadi pengelupasan dan retakan,” ucapnya.

Dari temuan tersebut, Suliono mengatakan jika pihaknya sudah mencoba menghubungi Kepala Desa Yungyang, Suharto namun tidak medapatkan jawaban.

”Pak Kades Suharto sudah kami coba hubungi untuk meminta klarifikasi terkait temuan kami, namun kades tidak menjawab apa-apa,” katanya.

Atas termuan tersebut Suliono mengungkapkan jika pihaknya akan segera melengkapi berkas dan melapokan temuan tersebut ke Aparat Penegak Hukum. [TIMSUS]