Mediasuarapublik.com

Mengedepankan Profesional Dalam Berita Yang Seimbang Secara Aktual Dan Faktual

Home » Intip Persiapan Piala Dunia U-20 di Surabaya, Kawasan Bau Sampah Diubah Jadi Rindang

Intip Persiapan Piala Dunia U-20 di Surabaya, Kawasan Bau Sampah Diubah Jadi Rindang

2 min read

SURABAYA, Mediasuarapublik.com – Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo disulap sedemikian rupa agar tidakmengeluarkan bau sampah menjelang penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Kota Surabaya Jawa Timur pada 2023 mendatang.

Pemerintah Kota Surabaya memasang geomembran (terpal) dan mengebut penanaman pohon di kawasan yang kondisinya akan diinspeksi oleh FIFA.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, bau sampah di kawasan PLTSa Benowo itu berasal dari fermentasi sampah di tempat tersebut. Fermentasi itu menimbulkan gas metan dan sulfur, sehingga menyebabkan bau kurang sedap.

“Supaya tidak bau, kami melakukan berbagai hal supaya nanti pada waktu penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tidak tersebar bau sampah,” tutur Hebi di Surabaya, Selasa (9/8/2022).

DLH Kota Surabaya meminta pengelola PLTSa Benowo menutup tumpukan sampah dengan geomembran supaya gas yang ditimbulkan oleh sampah tidak keluar menyebar.

Selama ini, tumpukan sampah itu memang sudah ditutup geomembran namun sudah ada yang sobek. 

Oleh karena itu, kata Hebi, tumpukan sampah tersebut dipasang lagi hingga tertutup semua bagiannya. Saat ini, pemasangan geomembran baru itu sudah lebih dari 50 persen.

“Kami kebut dan targetkan awal September sudah harus selesai, tertutup semuanya. Nanti akan ada inspeksi dari FIFA untuk mengecek hasil pengerjaan ini. Kalau ditutup semuanya juga lebih cantik secara estetika,” ungkapnya, dikutip dari Antara.

Selanjutnya, DLH Kota Surabaya juga meminta pengelola PLTSa Benowo menambah methane capture alias pipa-pipa atau blower yang dipasang di bawah Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Methane capture menangkap gas metan dari sampah-sampah itu lalu diolah pada generator, hingga akhirnya menjadi energi listrik. 

“Methane capture itulah yang kami minta untuk ditambah supaya lebih efektif lagi menangkap gas metan,” tuturnya.

Selain itu, sampah-sampah yang baru datang diminta untuk disemprot terlebih dahulu dengan bakteri mikroorganisme untuk menyerap bau yang ditimbulkan dari sampah tersebut.

“Ketika baru sampai di TPA langsung kita semprot bakteri mikroorganisme, sehingga baunya tidak terlalu menyengat,” imbuhnya.

Selain itu, DLH Kota Surabaya terus memperbanyak penanaman pohon di sekeliling kawasan TPA. Kawasan sabuk hijau itu ditanami berbagai macam pohon, mulai dari pohon bambu hingga pohon besar lain.

Penanamannya dibuat bertingkat, sehingga pepohonan itu nantinya berbentuk menyerupai tangga. Sampah yang ada di TPA pun  tidak akan terlihat dari jalan raya yang baru dibangun.

“Penanaman pohon itu sudah kami kebut sejak bulan lalu. Saat ini sudah lebih dari 3.500 pohon kami tanam. Pohonnya bermacam-macam, sehingga nanti di kawasan TPA akan terlihat hijau, bukan lagi tumpukan sampah,” pungkas Kepala DLH Kota Surabaya. [Rev/Red]