TBS Petani Satu Bulan Kedepan Di Tampung Oleh PT.KSP
3 min readSEKADAU, mediasuarapublik.com – Dengan anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS ) kelapa sawit memantik kegelisahan para petani, bahkan sejumlah perusahaan akan stop membeli TBS akibat tangki timbun Crude Palm Oil (CPO) sudah overlaod atau kelebihan muatan.
Namun, PT. Kalimantan Sangar Pusaka (KSP) Agro saat ini masih memiliki tangki timbun yang kosong, sehingga Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik mereka masih bisa beroperasi 1 bulan lebih kedepan dengan daya tampung TBS sekitar 600 ratus sampai 700 ratus ton perhari.
Hal ini diungkapkan oleh Riki Menejer PKS saat menjawab pertanyaan tim Indeks “K kabupaten Sekadau, Senin (27/06/2022) di kantornya.
Menurut dia, baru kali ini perusahaannya kami bisa kebanjiran’TBS, padahal seperti biasanya kami harus mengumpulkan dulu TBS besoknya baru bisa operasi.
Namun, sekarang PKS kami malah kewalahan menerima TBS dari petani.
Untuk itu dia meminta agar kedepan petani yang menjadi mitra perusahaan tetap konsisten agar selalu ingat dari mana ia berasal dan sesuai kesepakatan bersama. Agar mereka tetap menjual TBS pada kami sebagai mitranya.
“Mudah-mudahan kedepan petani plasma yang menjadi mitra PT.KSP kembali bermitra kembali,”harapnya.
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Abetnego salah satu perwakilan dari PT.KSP dalam pertanyaan ia meminta campur tangan pemerintah daerah terhadap carut marut tataniaga TBS saat ini,karena dengan kondisi tata niaga TBS seperti ini perusahaan KSP sangat di rugikan.
“Karena semua TBS yang menjadikan mitra PT.KSP lari dan tidak menjual TBS meski sudah ada kesepakatan dengan KUD,” kata Abet.
Sementara itu Rahim ketua tim monitoring evaluasi (Monev) di PT.
KSP ketika dialog dengan pihak perusahaan meminta agar perusahaan selalu mengutamakan TBS petani.
Terkait keinginan perusahaan terhadap petani yang menjadi mitra perusahaan, pihaknya akan mendorong agar ada kesepakatan satu harga untuk semua PKS di kabupaten Sekadau, tujuan tentu agar mitra tidak lari.
Pemerintah daerah kabupaten Sekadau tengah merendam agar carut-marut tataniaga TBS bisa terkontrol, dengan membuat kesepakatan semua PKS dan untuk melakukan kontrol pemerintah daerah akan membentuk satgas pemantau tataniaga TBS.
Memang kata dia,saat ini kita hanya bisa melakukan monev, dengan melihat langsung dengan kondisi di lapangan, meskipun terkait harga TBS pemerintah belum bisa berbuat banyak, yang jelas kita minta perusahaan beli dulu TBS petani meski dengan harga seperti sekarang.
Melihat kondisi seperti ini pemerintah daerah kabupaten Sekadau tidak tinggal diam, bupati bersama para bupati seluruh Indonesia serta pemerintah provinsi Kalimantan barat, terus menyuarakan keluhan petani kepada presiden, supaya pemerintah pusat mengambil langkah cepat agar harga TBS bisa kembali ke harga layak.
“Kami minta untuk saat ini perusahaan lebih mengutamakan TBS milik petani,”kata Rahim ketika melaksanakan dialog dengan perwakilan PKS PT. KSP, Senin (27/06/2022) kemarin.
Hal ini semata untuk menjaga agar situasi tetap kondusif, karena itu utamakan TBS petani, andaipun PKS perusahaan tidak beroperasi untuk beberapa hari lakukan sosialisasi secepatnya kepada petani
“Tiga hari sebelum eksen pihak Perusahaan harus segera melakukan sosialisasi bahwa PKS untuk sementara tidak membeli TBS, hal ini semata untuk meredam gejolak sosial,”pesan Rahim.
Sementara itu ketua SPKS Bernadus Mohtar juga meminta hal yang sama kepada perusahaan, sebagai perwakilan petani dirinya meminta perusahaan untuk selalu mengutamakan pembelian TBS milik petani, baik itu petani swadaya maupun petani mitra perusahaan.
Sebagai perwakilan petani dirinya merasa lega, karena PKS PT.KSP.masih bisa menampung TBS petani satu bulan kedepan. Walaupun harga murah tapi TBS masih bisa terjual, itulah harapan petani, karena untuk harga tentu kita serahkan kepada pemerintah pusat, karena seperti yang kita ketahui bahwa untuk menentukan harga TBS tentu berpatokan dengan harga Crude Palm Oil (CPO).
Namun saat ini harga CPO memang mengalami penurunan dari bulan-bulan sebelumnya.
“Kita menyarankan agar perusahaan selalu mengutamakan TBS milik petani,”pintanya. [Apui]