Pasar Dagang Pada Titik Terendah, Pengusaha Rajungan di Lamongan Terancam Gulung Tikar
1 min readLAMONGAN, mediasuarapublik.com – Para pengusaha Rajungan di Kabupaten Lamongan terancam gulung tikar. Hal tersebut dikarenakan saat ini pasar dagang rajungan sedang pada titik terendah.
Selain itu, hal tersebut juga karena faktor penghentian sementara yang dilakukan para eksportir rajungan dari pengusaha di kawasan Kecamatan Paciran dan Brondong Lamongan.
Salah satu pengusaha mini-plan atau penyuplai rajungan, Galih mengaku bahwa usahanya tersebut telah berhenti produksi. Jika biasanya pihaknya mengupas, kini tidak ada aktivitas lagi lantaran produknya tidak terjual sama sekali.
“Entah sampai kapan, di cold storage (tempat pendingin) saja masih ada 6 ton daging rajungan kupas belum terjual,” ujarnya, Minggu (26/6/22).
Dari total 6 ton yang dimilikinya, ia tidak berani melakukan produksi karena akan menambah biaya pengeluaran tanpa ada pemasukan.
“6 ton itu, kalau dirupiahkan Rp750 juta, kalau disimpan terus menerus bisa bangkrut,” keluhnya.
Diceritakan Galih, kondisi ini juga dialami 7 pelaku usaha seperti dirinya. Selain itu, 20 pengepul rajungan lokal juga mulai terimbas dan terancam gulung tikar.
“Harga daging rajungan kupas saat ini masih Rp150 ribu per kilogram, di tingkat supplier. Serba pusing, semoga pihak terkait segera bersikap,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Tradisional Indonesia (HNTI) Lamongan Muchlisin Amar mengungkapkan, “Harga rajungan ini anjlok, saat ini hanya Rp25 Ribu per kilogram. Masih kalah mahal dengan harga bekicot yang berada di angka Rp60 ribu per kilogram,” ungkap Muchlisin.[Red]