Penjelasan BMKG Soal Hujan Es di Sidoarjo
1 min readSIDOARJO, Mediasuarapublik – Sejumlah wilayah di Kabupaten Sidoarjo mengalami fenomena hujan es pada, Senin (26/02) sore. Kejadian itu terjadi di Perum Pondok Jati, Taman Pinang dan Jalan Gajah Kelurahan Magersari.
BMKG Juanda menjelaskan fenomena hujan es ini akibat awan cumulonimbus yang mempengaruhi terbentuknya kristal-kristal es. Dari analisa BMKG, saat hujan tadi sore ketinggian awan cumulonimbus ini mencapai lebih dari 8 Km.
“Berdasarkan analisa radar BMKG Juanda terpantau ketinggian awan CB atau cumulonimbus saat kejadian hujan es mencapai lebih dari 8 km. Awan CB yang menjulang tinggi ini memungkinkan terbentuknya kristal-kristal es di puncak awan yang dapat turun menjadi hujan es,” tutur Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa (27/02) malam.
dalam keterangan yang diterimaSelain itu saat ini Jawa Timur juga masih dalam fase puncak musim hujan. Sehingga memungkinkan terjadinya curah hujan dengan intensitas tinggi.
“Sampai saat ini Jawa Timur dan sekitarnya masih dalam fase puncak musim hujan. Fase peralihan atau pancaroba diprakirakan akan memasuki wilayah Jawa Timur pada Maret-April 2024,” tandas Taufiq.
Sebagai informasi, berdasarkan keterangan warga, hujan es ini terjadi selama 10 menit tadi sore sekitar pukul 15.00 WIB.
“Barusan terjadi hujan es, sekitar 10 menit. Suaranya klotak-klotak,” kata Catur, warga Gajah Magersari RT 18 RW 6 saat dikonfirmasi detikJatim di lokasi.
Cuaca ekstrem ini menyebabkan pohon tumbang, banjir dan rumah, fasilitas umum dan mal rusak. Salah satunya kaca-kaca di Lippo Plaza Sidoarjo pecah-pecah terdampak hujan disertai angin kencang. [SKR/Red]