Mediasuarapublik.com

Mengedepankan Profesional Dalam Berita Yang Seimbang Secara Aktual Dan Faktual

Home » Faktor Seseorang Alami Kanker Payudara

Faktor Seseorang Alami Kanker Payudara

3 min read

SURABAYA, Mediasuarapublik – Jumlah penderita kanker payudara mengalami lonjakan, meski begitu angka kematian terhadap penyakit justru mengalami penurunan. Peningkatan tersebut mencapai 52% dibandingkan periode 2000 hingga 2021. Pada data terbaru menunjukkan diagnosis pada kelompok tersebut terus meningkat. 

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum di kalangan wanita di seluruh dunia. Meskipun dapat terjadi pada pria, namun insidennya jauh lebih jarang. 

Kanker payudara terjadi ketika sel-sel di payudara mulai tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor. 

“Tumor ini bisa bersifat jinak (tidak kanker) atau ganas (kanker). Kanker payudara ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah atau sistem getah bening,”ujar Syuhrotut Taufiqoh Dosen S1 Kebidanan UM Surabaya.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara, faktor tersebut meliputi;  

Pertama, jenis kelamin. Dalam hal ini wanita jauh lebih berisiko terkena kanker payudara dibandingkan pria.

Kedua faktor usia. Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.

Ketiga, riwayat keluarga. Memiliki anggota keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium dapat meningkatkan risiko.

Keempat, genetic. Mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2 dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Kelima, riwayat medis pribadi: Wanita yang pernah mengalami kanker payudara di satu sisi payudara memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker di sisi lainnya.

Keenam, paparan estrogen. Penggunaan terapi hormon jangka panjang atau mulai menstruasi pada usia sangat muda dapat meningkatkan risiko.

Ketujuh, gaya hidup. Faktor seperti obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik juga berperan.

Syuhrorut mengatakan, kanker payudara merupakan penyakit serius yang memerlukan perhatian dan tindakan preventif yang cermat. 

“Penting untuk diingat bahwa pola makan yang sehat adalah bagian dari gaya hidup termasuk  berolahraga, pengelolaan stres, dan pemeriksaan kesehatan rutin. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan pribadi anda,”pungkasnya.

Cara Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Mudah

Syuhrotut Taufiqoh Dosen Prodi S1 Kebidanan UM Surabaya menjelaskan, deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara:

Pertama, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI): SADARI adalah langkah pertama yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Periksa payudara secara rutin untuk mencari benjolan, perubahan bentuk, atau perubahan warna kulit.

“Idealnya, lakukan ini setelah menstruasi setiap bulan atau pada tanggal yang sama setiap bulan jika sudah menopause,”ujar Syuhrotut Kamis (12/9/24)

Kedua, pemeriksaan klinis payudara (SADANIS): Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih. Tenaga medis akan memeriksa payudara secara fisik untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan lainnya yang mungkin mengindikasikan kanker.

Ketiga, mamografi. Mamografi adalah metode pencitraan yang menggunakan sinar-X untuk memeriksa payudara. Mamografi dapat mendeteksi benjolan atau perubahan kecil sebelum dapat dirasakan secara fisik. 

“Untuk wanita dengan risiko rata-rata, disarankan melakukan mamografi mulai usia 40 tahun, meskipun frekuensi dan usia dapat bervariasi tergantung pada rekomendasi medis dan faktor risiko pribadi,”imbuhnya lagi. 

Ketiga, ultrasonografi payudara. Ultrasonografi payudara adalah metode pencitraan yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar payudara. Ultrasonografi sering digunakan sebagai pelengkap mamografi, terutama untuk menilai benjolan yang ditemukan.

Keempat, MRI Payudara. MRI payudara menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar rinci dari payudara. Ini biasanya digunakan untuk wanita dengan risiko tinggi kanker payudara atau untuk mengevaluasi hasil mamografi dan ultrasonografi.

Terakhir, biopsy. Jika ada kecurigaan kanker setelah pemeriksaan dan pencitraan, biopsi mungkin diperlukan dalam biopsi, sampel jaringan diambil dari payudara dan diperiksa di laboratorium untuk memastikan adanya sel kanker. [RM/Red]