Mediasuarapublik.com

Mengedepankan Profesional Dalam Berita Yang Seimbang Secara Aktual Dan Faktual

Home » Stok Bawang Putih Langka dan Harga Melambung, Suplai Terganggu

Stok Bawang Putih Langka dan Harga Melambung, Suplai Terganggu

2 min read

SURABAYA, Mediasuarapublik – Bawang putih di sejumlah pasar di Surabaya mulai langka. Sejak lebaran lalu, harga bawang putih belum stabil. Di sejumlah pasar di Kota Surabaya, harga bawang putih mencapai Rp32 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram.

“Saya jual Rp35 ribu. Biasanya berkisar Rp25 ribu per kilogram,” kata Khotimah, penjual bumbu dapur di Pasar Pegirian, Surabaya, Kamis (25/4/2024).

Kenaikan harga bawang putih ini diprediksi sampai musim kemarau.

“Susah memang. Kalau musim hujan begini biasanya harganya naik sampai musim kemarau,” ujarnya.

Naiknya harga bumbu dapur itu mengakibatkan jumlah pembeli berkurang. Para pembeli memilih membeli bumbu jadi untuk memasak.

Berdasar catatan Dinas Perdagangan (Disdag) Surabaya, naiknya harga bawang putih tidak hanya terjadi di Kota Surabaya, namun juga di sejumlah pasar di Jawa Timur.

Kenaikan harga bawang putih tersebut terjadi sejak awal Januari. Penyebabnya, importir belum mengirim barang ke pasar.

“Dari informasi yang dikumpulkan tim Disdag di Pasar Pabean, ada masalah izin dari importir,” tambahnya.

Pedagang mengungkapkan bahwa izin impor biasanya diperpanjang setiap tahun. Perpanjangan dilakukan di awal tahun. Nah, hingga kemarin, para importir belum mendapatkan izin. Itu yang membuat stok bawang putih terganggu.

Telatnya kedatangan atau sandarnya kapal pengiriman barang yang mengangkut bawang putih dari China, bakal jadi penyebab kelangkaan bawang putih dan naiknya kembali harga bawang putih.

Hal tersebut diungkap Heri Tio, broker bawang putih asal Surabaya, Senin, (22/4/2024).

Kapal pengangkut bawang putih dari China seharusnya datang pada 21 April 2024, namun kapal-kapal itu mengalami perubahan jadwal untuk sandar di Surabaya, yakni sampai dengan tanggal 25 April 2024. Sehingga, bawang putih akan sulit didapat selama beberapa hari dan harganya bakal tinggi.

“Terutama (jenis) cutting, sudah menginjak Rp35.000 hari ini. Jadi hari Sabtu kemarin, cuting itu masih Rp32.500 sampai dengan Rp33.000, hari ini sudah Rp35.000 per kilogram. Dolar itu tidak terlalu berpengaruh sih, selisihnya kan cuma Rp300 sampai Rp400, yang berdampak adalah kekosongan ini saja,” kata Heri.

Di tahun 2024, kuota impor bawang putih hanya diperoleh oleh 38 perusahaan PT (Perseroan Terbatas). Dari 38 PT itu, menurut Heri, kuota impor bawang putih dimainkan oleh beberapa orang saja. Sehingga, untuk perusahaan kecil seperti para broker, tidak mendapat jatah kuota impor.

“Kuota ini hanya dipegang sama orang yang besar-besar tok, PT nya banyak, sangat banyak, 38. Kemendag ini, belakangan ini tidak hadir kalau menurut saya, karena yang kecil-kecil ini tidak dikasih kuota, jadi sekarang kita ini sebagai broker bukan sebagai importir,” jelas Heri di ruang kerjanya.

Ketidakhadiran Kemendag menurut Heri, ialah karena tidak bisanya mengendalikan harga dan menjamin ketersediaan stok bawang putih. Kemendag seolah melakukan pembiaran terhadap importir yang mengambil keuntungan tinggi, sedangkan bagi broker dan pengecer, tetap dengan keuntungan kecil. “Jadi broker ini dibatasi keuntungannya, cuma antara Rp250 sampai Rp500, sedangkan importir keuntungannya Rp6.000 sampai Rp8.000. Keuntungan dari importir ini keuntungan yang sangat luar biasa, apakah ada permainan dari Kemendag atau permainan dari importir?” tandasnya. [Red/E]