Mediasuarapublik.com

Mengedepankan Profesional Dalam Berita Yang Seimbang Secara Aktual Dan Faktual

Home » Sejumlah Fakta Terkait Ledakan Di Mako Brimob Surabaya

Sejumlah Fakta Terkait Ledakan Di Mako Brimob Surabaya

3 min read

SURABAYA, Mediasuarapublik – Sebuah ledakan terjadi di kantor Sub Den Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim Jalan Gresik, Kelurahan Morokrembangan, Krembangan Surabaya, Senin (4/3) sekitar pukul 10.19 WIB.

Berikut fakta-fakta yang wajib diketahui terkait ledakan di Mako Brimob Surabaya:

Ledakan berasal dari bahan peledak sisa yang akan diledakkan.

Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto mengatakan, ledakan berasal dari bahan peledak temuan sisa-sisa yang akan diledakkan atau didisposal. Sisa bahan-bahan peledak itu ditemukan bebarapa waktu lalu dari permukiman warga.

Menurut Imam, kebetulan di Jibom Gegana Polda Jatim belum memiliki gudang yang standar.

“Jadi sisa-sisa bahan peledak itu disimpan di sebelah kantornya Den Gegana,” ungkap Imam di sela TKP, Senin (4/3).

Ledakan masuk kategori low explosive

Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo menjelaskan, reaksi kimia antara florad dan sulfur diduga sebagai pemicu ledakan di gudang penyimpanan bahan peledak tersebut.

Ledakan low explosive ini diduga berasal dari reaksi kimia dari beberapa bahan kimia yang tersimpan dalam bagian belakang gudang.

Ia mengungkapkan, dugaan sementara penyebab ledakan ini dari reaksi kimia bahan tersebut.

Florad dan sulfur tersebut baru dikirim Minggu (3/3).

Cuaca hujan saat pengiriman membuat kondisi bahan kimia ini lembap. Sehingga saat terkena panas membuat terjadi reaksi kimia.

“Ini juga diperkuat dari hasil pemeriksaan sementara terjadi oksidatif positif pada bahan kimia tersebut,” terangnya.

Ia mengatakan, bahan kimia ini biasa digunakan untuk petasan. Bahan ini termasuk dalam golongan low explosive.

Bahan dengan karakter low explosive ini biasanya sangat sensitif terhadap suhu panas dan gerakan bahkan tekanan.

“Bahan peledak low explosive ini sangat sensitif beda dengan bahan high explosive yang lebih tahan,” tuturnya.

Ia menambahkan, mengenai ledakan yang besar saat kejadian diduga karena gudang penyimpanan yang kecil.

Gudang penyipanan itu hanya berukuran 2×3 meter.

“Ukuran gudang yang kecil membuatnya menjadi cashing sehingga efek suara ledakan menjadi besar. Mengenai ledakan susulan kami duga detonatornya karena ledakan pertama. Bahan kimia masih bekerja saat itu,” jelasnya.

Sebanyak 10 polisi jadi korban.

Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto menyebut 10 anggotanya menjadi korban dalam ledakan itu.

Beruntung 10 korban tersebut mengalami luka ringan.

Anggota yang menjadi korban saat kejadian sedang melakukan pelatihan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pasca ledakan.

Saat itu, ada 15 anggota sedang latihan di ruang kontainer data center.

“Kemungkinan saat ledakan, pecahan kaca masuk dan mengenai anggota. Saat ini 10 anggota sedang dirawat di RS Bhayangkara,” ungkap Kapolda Jatim.

Sementara lima anggota lainnya tidak mengalami luka.

Saat ini, 10 anggota tersebut sedang diobservasi dokter dan mendapat perawatan.

“Kami pastikan juga tidak ada korban meninggal dunia,” ungkapnya.

Ledakan membuat bangunan dan mobil rusak.

Beberapa bangunan terimbas ledakan yang terjadi di markas Sub Den Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim di Jalan Gresik, Surabaya, Senin (4/3).

Bangunan yang terimbas rata-rata pada kaca.

Kaca ini pecah karena letak bangunan yang tak jauh dari markas yang sekaligus menjadi tempat terjadinya ledakan.

Bahkan ledakan ini berimbas pada kaca di sejumlah ruang di Kecamatan Krembangan dan Kodim 0830 Surabaya Utara.

Staf pengurus barang Kecamatan Krembangan, Saman mengungkapkan, tidak hanya kaca yang rusak akibat ledakan tersebut.

Ia mencatat ada 10 lampu rusak, enam atap retak, dua atap pecah atau ambrol, satu kaca pecah, satu pintu lepas.

“Ledakannya keras, saya tidak tahu apa yang meledak,” katanya.

Ledakan juga membuat satu mobil rusak.

Mobil Dmax itu berisi perlengkapan untuk menjinakkan bom.

Ada beberapa kali ledakan susulan

Sejumlah saksi mata ledakan di Markas Brimob menyebut ada ledakan susulan setelah muncul ledakan pertama yang terjadi cukup keras.

Ari yang tinggal di seberang markas Brimob mengaku, ledakan pertama kali sangat keras.

Pada pukul 10.19 WIB, ia hendak menjemput istrinya.

Kemudian ia mendengar ledakan yang cukup keras.

Ia kemudian keluar mencari sumber ledakan.

“Saya kira ban truk. Ledakan biasanya dari ban truk, sudah biasa disini tapi ini tadi lebih keras,” tuturnya.

Ari mengaku, mendengar dua kali ledakan yang sama kerasnya dari lokasi markas tersebut.

Kemudian jalan disterilkan dan ia memilih masuk rumah.

Saya tidak tahu pasti dari sisi mana ledakan itu. Terdengar sangat keras dari rumah, tapi tidak sampai ada kerusakan. Saya juga tidak melihat ambulan keluar masuk (markas Brimob, Red),” ungkapnya. [RM/Red]