Mediasuarapublik.com

Mengedepankan Profesional Dalam Berita Yang Seimbang Secara Aktual Dan Faktual

Home » Ekskavasi Candi Gedog Ditunda

Ekskavasi Candi Gedog Ditunda

2 min read

BLITAR KOTA, Mediasuarapublik – Proses ekskavasi lanjutan di area Candi Gedog terpaksa ditunda lantaran proses sewa lahan dengan pemilik belum usai.

Kepala Disbudpar Kota Blitar, Eddy Wasono mengenungkapkan, jika rencana ekskavasi lanjutan Candi Gedog seharusnya dilakukan minggu ini. Namun, proses sewa lahan belum tuntas karena belum tercapainya kesepakatan harga sewa.

“Rencananya memang saat ini untuk lanjutan ekskavasi Candi Gedog, tapi belum jadi. Karena masih belum clear, belum sepakat (harga) sewa lahannya,” kata Edi dikutip, Selasa (19/2/2024).

Menurut Edi, sewa lahan itu melibatkan dua pemilik sawah yang berada di kawasan Candi Gedog. Hingga saat ini, Disbudpar masih mengupayakan proses sewa lahan dapat selesai secepatnya. Sehingga ekskavasi lanjutan candi gedog bisa segera dilakukan.

“Ada 2 lahan, yang jelas masih kami upayakan (agar sepakat) jadi bisa segera dilakukan ekskavasi lanjutan,” terangnya.

Pemkot Blitar telah menyediakan anggaran lebih dari Rp 100 juta untuk ekskavasi lanjutan itu. Ekskavasi tersebut akan difokuskan pada bagian barat Candi Gedog, termasuk bagian struktur petirtaan dan sebagiannya.

“Kami sudah koordinasi dengan tim BPK (balai pelestarian kebudayaan) Jatim, kalau proses sewa lahan ini selesai bisa langsung dilanjutkan (ekskavasi),” pungkasnya.

Sebelumnya, Tim Arkeolog Badan Balai Pelestarian Kebudayaan (Bepelbud) Wilayah XI kembali menemukan struktur bangunan di situs Candi Gedog Blitar. Di antaranya yakni bangunan yang diduga petirtaan.

Ekskavasi Candi Gedog di Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar kembali dilanjutkan pada tahap kelima. Kali ini, ekskavasi dilakukan menggunakan anggaran dari Balai Pelestarian Kebudayaan (Bepelbud) Wilayah XI sekitar Rp 130 juta.

“Hari ini kami terakhir ekskavasi, ada beberapa temuan yang kami tampakkan. Ada sekitar tiga struktur bangunan baru, salah satunya bangunan petirtaan,” ujar Arkeolog Bapelbud Wilayah XI Nugroho Harjo Lukito dikutip, Sabtu (24/6/2023). [Andk/Red]