Orang Tua Santri Lamongan Berharap Para Pelaku Dihukum Seadil – adilnya
2 min readMojokerto – mediasuarapublik.com
Orangtua korban, Miftahul Ulum hadir di Pengadilan Negeri Mojokerto untuk mengikuti sidang kedua kasus kematian putranya, Gallan Tatyarka Raisaldy di Ponpes Amanatul Ummah beberapa waktu lalu, Rabu (2/3/2022). Dengan didampingi oleh kuasa hukumnya, Miftahul Ulum datang di Pengadilan Negeri Mojokerto sekitar Pukul 09.41 WIB. Ia dipanggil sebagai saksi bersama dengan 8 saksi fakta lainnya dari pihak Ponpes.
“Tadi klien kami saudara Miftahul Ulum menghadiri sidang sebagai saksi di Pengadilan Negeri Mojokerto,” ujar Kuasa Hukum Korban, Ahmad Umar Buwang SH
Buwang mengatakan, dihadapan majelis hakim dalam persidangan, Ulum sebagai orangtua korban (almarhum) mengutarakan beberapa kejanggalan dalam kasus kematian putra kesayangannya, ananda Gallan Tatyarka Raisaldy. “Dalam persidangan, saudara Ulum juga ditanya, apakah sejauh ini orangtua pelaku atau terdakwa sudah minta maaf. Dan pak hakim juga menjelaskan bahwa perkara ini tidak bisa diversi,” ucap Buwang.
Dijelaskanya , pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana dengan dakwaan pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak dan ayat 3 yang diterapkan. Menurutnya, dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp3 miliar.
“Klien kami berharap kejadian ini yang terakhir kalinya di lingkungan pondok pesantren Amanatul Ummah. Soal sanksi kepada para pelaku, Ulum berharap pengadilan akan memutus perkara ini dengan seadil-adilnya,” harap Buwang.
Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejakasan Negeri Mojokerto, Ivan Yoko mengungkapkan, untuk dakwaan dengan pasal 80 kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan meninggal dunia,
“Kemudian tadi sudah kita dengar 9 saksi hari ini dari agenda sidang kita sudah dengarkan. Dan rencananya pada minggu depan kita akan hadirkan 2 saksi lainnya sisanya, seperti itu,” ucap Ivan Yoko usai jalani persidangan.
Untuk hasil sidang hari ini, kata dia, tadi sudah mendengarkan keterangan dari 9 saksi, 7 saksi fakta saksi yang melihat kejadian itu, 1 saksi dari pihak keluarga korban, yang satunya tadi adalah saksi dari pihak Pondok Pesantren. “1 saksi fakta yang kita hadirkan dalam sidang hari ini, yaitu saksi yang saat itu mengetahui korban ini sudah dalam keadaan sakit, jadi yang membawa ke klinik dan membawa ke rumah sakit Sumber Glagah,” tutur dia.
Usai persidangan, saat awak media berusaha konfirmasi dengan menanyakan kepada 8 saksi fakta dari pihak Ponpes Amanatul Ummah terkait meninggalnya santri asal Lamongan tersebut, tidak ada satupun saksi fakta yang berani bicara.
Semuanya diam, dan langsung masuk ke mobil yang sudah terparkir di depan jalan raya. Salah satu saksi hanya mengatakan, ‘maaf’ sambil menutup kaca mobilnya.(ato/Dw)